Fungsi
•
Mentransformasikan dari arus
yang besar ke arus yang kecil guna pengukuran atau proteksi
•
Sebagai isolasi sirkit sekunder
dari sisi primernya.
Ketika arus suatu rangkaian terlalu tinggi unttuk diterapkan secara
langsung ke alat ukur , trafo arus menghasilkan arus yang lebih kecil
sebanding dengan arus dalam rangkaian,
sehingga dengan mudah terhubung ke peralatan pengukuran.
Contohnya : 2.000/5 A, 300/1 A
2.000 A dan
300 A = Merupakan Arus Primer ( IP )
5 A dan 1 A = Merupakan Arus Sekunder (IS)
IP
N2
Perbandingan
transformasi
---- = ----- = KCT
IS N1
N2 >> N1 (N1 Jumlah Lilitan Primer, N2 Jumlah Lilitan Sekunder)
KCT : Perbandingan Transformasi Merupakan Nilai Yang Konstan
2.
Standard Trafo Arus
a. IEC IEC
60044 -1 :
Instruments part -1 : CT
IEC 185 : 1987
b. EUROPEAN BS
7625 PTs
BS
7626 CTs
BS
7628 CT
AND PT
c. BRITISH BS
3938 : 1973 CTs
d. AMERICAN ANSI
C12.11-2007 CTs AND PTs
e. CANADIAN CSA
CAN 3-C13-M83 CTs AND PTs
g. AUSTRALIAN AS
1675-1986 CTs
h. INDONESIA SNI
04-1920-1940 CT
3.
Kelompok Dasar Trafo Arus
A. Trafo arus untuk pengukuran
·
Disambungkan ke alat ukur, meter dan perangkat
sejenis
·
Mempunyai ketelitian tinggi pada daerah kerja (daerah
pengenalnya)
·
Harus jenuh pada arus gangguan
yang besar untuk keamanan alat ukur.
B. Trafo arus untuk proteksi
·
Dimaksudkan untuk disambungkan ke relay proteksi
·
Tingkat isolasi yang tinggi
·
Mempunyai keteltian
/error yang kecil pada daerah arus gangguan hubung singkat yang besar.
·
Tidak jenuh saat arus
besar masuk ke sisi primer CT, karena output arus di sekunder diperlukan relai
proteksi bekerja dengan pasti.
4. Konstruksi Trafo Arus
Transformator arus terdiri dari :
a. Kumparan primer
b. Kumparan sekunder
c. Inti magnetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar